Seekor lalat terbang di pucuk
daun, pada sebuah pohon besar. Sementara ia bermain-main, terbang dari helai
daun yang satu ke helai yang lain, pohon itu menyapa : “Kasian deh lo, lalat
kecil!”
“Memangnya kenapa?” sergah lalat itu.
“Iya.. saat ini kamu bersenang-senang. Tetapi sayangnya
tidak lama lagi kau akan mati.
Sadarkah bahwa hidupmu hanya sehari saja, lalu mati?” ejek
pohon itu.
“Aku pun juga akan mati. Tetapi lain. Aku bias menikmati
hidup ratusan tahun.
Sedangkan kamu hanya sehari saja. Ha… Ha… Ha… “ jawab pohon
besar itu.
“Memang, aku hanya hidup sehari, lalu aku mati. Tetapi dalam
hidupku yang sehari ini,
Aku mempunyai ribuan menit dan puluhan ribu detik. Dan
setiap detik begitu berharga bagiku.
Itu yang tidak kamu sadari.” Jawab lalat dengan bangga, dan
kembali bermain.
Apalah
artinya 70 tahun atau 80 tahun, disbanding rentang keabadian waktu? Hanya sekelumit.
Seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi hari berkembang, tapi sorenya
sudah layu. Waktu menggambarkan kehidupan ini. Namun bukan karena singkatnya
waktu dan kita menjadi pesimis. Justru karena waktu yang terbatas itulah kita
harus belajar hidup bijaksana.
Guys,
setiap tahun usia kita bertambah. Tetapi bukankah ketika usiamu bertambah
berarti usiamu sedang berkurang? Dan itu berarti berkurangnya kesempatan. Dan
inilah yang justru perlu kamu sadari. Hidup tidak ditentukan oleh hari,
melainkan hanya arti di dalamnya. Bukan banyaknya hari yang dapat kamu lalui
yang membuat hidup menjadi bermakna, melainkan ketika kamu melewati hari-hari
itu dengan hidup bijaksana, sesuai dengan apa yang baik. Jalani setiap hari
dengan makna bagi orang lain, jangan melepaskan kesempatan untuk bias berbagi
dan juga melewati hari dengan orang-orang tersayang di sekitar kalian.
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung ke Blog Saya ^^,
Dilarang meninggalkan Link Atif atau Hidup ya.