Pada suatu hari ada seorang anak yang
tidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, seolah-olah setiap orang bisa melihat
bentuk hati di dada orang lain termasuk hatinya sendiri. Sekilas, ia sangat
mengagumi dan terheran-heran dengan suasana ini. Lalu, anak itu mengalihkan
pandangan ke dadanya sendiri dan sangat bangga ketika melihat hatinya berwarna
merah jambu utuh dan berkilauan. “Hati yang sempurna” katanya, “Tak bercacat
dan tak bernoda”.
Lalu ia melangkahkan kakinya keluar. Ia
mulai mengamati hati orang-orang di sekitarnya. Ada yang terpancar indah
seperti miliknya, ada yang terdapat luka yang besar dan yang kecil, dan
sebagainya. “Wow, luar biasa…” katanya lagi. Si anak makin yakin bahwa hatinya
yang paling sempurna karena ia tidak melihat ada hati yang lebih indah dari
miliknya.
Pandangan si anak terpaku saat
melihat seorang wanita tua yang menggunakan penutup kepala. Wanita tua itu hampir
tidak kelihatan wajahnya. Wanita tua itu memiliki hati yang sangat besar tetapi
tidak berbentuk. Anak itu heran kenapa banyak sekali lubang yang ternganga di
hati wanita itu. Ia berjalan mendekat kea rah si wanita tua itu dan bertanya
kepadanya.
“Kenapa hatimu seperti itu? Kenapa
tidak berbentuk sempurna dan indah seperti milik saya?” katanya si anak.
Jawab wanita itu, “Mungkin karena
kamu masih terlalu muda dan belum memahami dunia.”
Wanita tua melanjutkan,
“Setiap saya mencintai seseorang, aku mengambil potongan hati ini dan kuberikan
kepadanya. Begitu pula jika saya menolong orang, selalu ada serpihan hati yang
kubagi pada orang itu. Dulu saat saya masih muda dan bergaul dengan banyak
sahabat, hati saya teriris-iris karena harus kubagi pada banyak teman. Saat
saya mulai menikah dan punya anak, hati saya hampir habis tersayat-sayat untuk
memahami suami dan mengasuh anak.”
“Tetapi ada suatu saat
dimana orang-orang juga mulai membagi hati pada saya. Mereka juga belajar
mengiris hatinya untuk menutup setiap luka di hati saya hingga
bertumpuk-tumpuk, itulah sebabnya kenapa hati saya beberapa kali lipat lebih
besar dari hatimu, sekalipun tidak berbentuk lagi. Memang, tidak semuanya mau
berbuat demikian, itulah sebabnya kenapa masih banyak sekali lubang menganga di
hati ini. Sekarang, hati siapa yang lebih indah? Hatiku atau hatimu?”
Si anak tertegun untuk
sekian lama. Ia mulai menyadari bahwa hati wanita tua itu jauh lebih sempurna
dari hatinya. Luka, cacat dan banyaknya tambalan di hati wanita itu justru
menjadikannya lebih indah dan lebih besar dari miliknya. Setiap lubangnya
seolah berbicara tentang cinta dan ketulusan di kehidupan yang dijalaninya. Sejenak,
si anak mulai mengamati wajah wanita tua. Ia terperanjat ketika wanita tua itu
ternayata ibunya sendiri.
Dikutip dari : Kisah Inspirasi
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung ke Blog Saya ^^,
Dilarang meninggalkan Link Atif atau Hidup ya.